Sabtu, 25 Februari 2012

Kalah Fitur, Handphone China Makin Tersingkir

Munculnya handphone merk Jepang dengan harga murah serta dilengkapi fitur-fitur layaknya handphone China ditengarai akan menggusur pasar handphone merk China di market DIY. Hal ini menyebabkan pasar handphone China tahun ini diperkirakan menurun hingga 30 persen.

Marketing Manajer Jogjatronik Mall, Poppy Chandra mengatakan pada 2010 lalu menjadi puncak membanjirnya handphone berbagai merk dari China di pasaran. Namun, tahun 2011 yang lalu penjualan handphone China mengalami penurunan dan terus anjlok hingga saat ini.

"Berbagai kelebihan fitur yang sering menyertai hape China ini menjadikan konsumen banyak yang memburunya seperti saat booming tahun 2010 silam. Berbagai merk China berlomba mengeluarkan produk dengan berbagai kelebihan
fitur namun dibanderol dengan harga yang sangat murah," ujarnya di Yogyakarta, Senin (6/2).

Poppy mengungkapkan dengan keluarnya handphone merk Jepang yang juga dibanderol dengan harga murah menyebabkan pembeli kembali melirik handphone merk Jepang. Gebrakan pabrikan Jepang seperti Nokia dan Samsung yang berani mengeluarkan produk dengan banderol harga murah memang cukup membuat pemain handphone China tersingkir.

"Pasar handphone China kini sudah mulai menurun kira-kira 20 hingga 30 persen. Sebelumnya, kehadiran handphone merk China memang menggerus pasar handphone Jepang seperti Nokia, Samsung, Sony Ericson ataupun beberapa merk lain yang telah eksis," paparnya.

Menurutnya tren penurunan ini juga terjadi karena konsumen handphone sekarang mulai mengerti bahwa meskipun dilengkapi dengan berbagai fitur unggulan dan dipasarkan dengan harga yang murah namun kualitas handphone China masih kalah dengan handphone pabrikan Jepang. Daya tahan yang kurang bersaing baik dari sisi cassing, spare part ataupun detil produk masih kalah dengan Jepang.

Produsen hape China, Mito yang berada di Yogyakarta mengaku adanya penurunan penjualan. Head of service Mito Yogyakarta, Heri mengatakan secara umum kondisi pasar handphone China memang sedang mengalami penurunan akibat handphone Jepang yang telah lama eksis mulai mengeluarkan produk seharga di bawah Rp 500 ribu. Tren penurunan ini sudah terjadi sejak tahun 2011 silam di mana pabrikan China sudah mulai mengurangi produknya, tidak banyak mengeluarkan produk sebanyak tahun sebelumnya.

"Tahun lalu rata-rata penjualan kami sekitar 3 ribu unit setiap bulannya. Salah satu strategi kami adalah dengan mengerem peluncuran produk, tetapi lebih menekankan pada kualitas barang yang dikeluarkan. Tahun ini kami mungkin hanya mengeluarkan sedikit produk, tetapi produk tersebut kualitasnya sangat terjamin," pungkasnya.

Tidak ada komentar: